Dinsdag 02 April 2013
My Friends
Auditing
AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN : PENGUJIAN PENGENDALIAN,
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI DAN HUTANG DAGANG
1.
AKUN DAN KELOMPOK TRANSAKSI DI DALAM SIKLUS
PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN
Tujuan keseluruhan
di dalam audit siklus perolehan dan pembayaran yaitu untuk mengevaluasi apakah
akun yang dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa dan apakah pengeluaran kas
untuk perolehan tersebut secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang diterima umum. Gambar 18-1 menggambarkan cara arus
informasi akuntansi melalui macam-macam akun di dalam siklus perolehan dan
pembayaran. Gambar tersebut menunjukkan bahwa ada tiga kelompok transaksi yang
termasuk ke dalam siklus itu.
a.
Perolehan barang dan jasa
b.
Pengeluaran kas
c.
Retur dan cadangan pembelian serta potongan pembelian
2. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM
SIKLUS ITU BESERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT
Siklus perolehan
dan pembayaran melibatkan setiap keputusan dan proses yang diperlukan untuk
memperoleh barang dan jasa guna menjalankan operasi perusahaan. Siklus tersebut
biasanya dimulai dengan pengajuan permintaan pembelian oleh seorang pegawai
berwenang yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan pembayaran atas
setiap manfaat yang diterima.
Permintaan
barang atau jasa oleh pegawai kliean adalah titik awal dari siklus. Formulir
permintaan dan persetujuan yang diwajibkan tergantung pada sifat barang dan
jasa serta kebijakan perusahaan.
Menyebutkan empat
fungsi bisnis yang terjadi dalam setiap bisnis ketika mencatat tiga kelas
transaksi pada silus akuisis dan pembayaran.
Empat
fungsi bisnis yang terjadi pada siklus akuisisi dan pembayaran .
Kelas Transaksi
|
Akun
|
Fungsi bisnis
|
Dokumen dan catatan
|
Akuisisi
|
Persediaan
Properti , pabrik
Beban dibayar dimuka
Perbaikan leashold
Utang usaha
Beban Manufaktur
Beban penjualan
Beban administratif
|
Memproses pesanan pembelian
|
Permintaan pembelian
Pesanan pembelian
|
Menerima barang dan jasa
|
Laporan Penerimaan
|
||
Mengakui Kewajiban
|
Faktur Vendor
Memo debet
Voucher
File transaksi akuisisi
Jurnal akuisisi
|
||
Pengeluaran kas
|
Kas di Bank
Utang usaha
Diskon pembelian
|
Memproses dan mencatat pengeluaran kas
|
Cek
File pengeluaran kas
Jurnal pengeluaran kas
|
Permintaan
Pembelian adalah
permintaan akan barang dan jasa oleh pegawai yang berwenang. Bentuknya dapat
berupa permintaan perolehan untuk bahan-bahan oleh mandor atau pengawas gudang,
reparasi di luar oleh pegawai kantor atau pabrik, asuransi oleh direktur
perusahaan pada titik pemesanan ulang prespecified (yang telah di program
sebelumnya) yang digunakan oleh computer untuk memulai permintaan pembelian
secara otomatis.
Pesana Pembelian adalah dokumen yang mengidentifikasikan
deskripsi, jumlah, dan informasi terkait untuk barang dan jasa yang akan dibeli
prusahaan. Dokumen ini seringkali digunakan untuk menunjukkan otorisasi guna
mendapatkan barang dan jasa. Perusahaan-perusahaan seringkali menyerahkan
pesanan pembelian elektronik ke pemasok yang mengatur pertukaran data secara
elektronik (EDI).
Laporan barang adalah dokumen yang dibuat pada saat barang
berwujud dierima yang menunjukkan deskripsi tentang barang, jumlah yang
diterima, tanggal penerimaan, dan data lain yang relevan.
Berkas Transaksi
Pembelian. Berkas yang
dihasilkan melalui computer yang meliputi semua transaksi perolehan yang
diproses oleh sisteim akuntasi untuk suatu periode, seperti satu hari, satu
minggu, satu minggu, atau satu bulan. Informasi didalam berkas transaksi
perolehan digunakan untuk bermacam-macam catatan, daftar, atau laporan,
tergantung pada kebutuhan perusahaan. Contoh-contohnya meliputi jurnal
perolehan, berkas induk hutang usaha/dagang, dan transaksi untuk tersebut.
Jurnal atau
Daftar Perolehan Laporan
yang dihasilkan dari berkas transaksi perolehan yang biasanya mencakup nama
pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap transaksi seperti
perbaikan dan pemeliharaan, persediaan, utilitas. Laporan tersebut juga
mengidentifikasi apakah perolehan tersebut dilakukan secara tunai atau secara
kredit.
Faktur Pemasok adalah dokumen yang menunjukkan hal-hal seperti
deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos
angkut), syarat potongan tunai, dan tanggal penerimaan kas. Faktur merupakan
dokumen yang penting karena menyebutkan jumlah uang yang menjadi hak pemasok
atas perolehan tertentu.
Memo Debet adalah dokumen yang menunjukan pengurangan
jumlah yang menjadi hak pemasok karena pengembalian barang atau pengurangan
harga. Seringkali, memo debet mempunyai bentuk umum yang sama seperti faktu
pemasok, tetapi memo itu mendukung pengurangan hutang usaha bukan penambahan.
Voucher. Dokumen ini biasanya digunakan oleh organisasi
sebagai sarana formal pencatatan dan pengendalian perolehan. Voucher meliputi
map atau folder yang diisi dokumen atau paket dokumen yang relevan seperti
pesanan pembelian, tembusan slip pengepakan, laporan penerimaan barang, dan
faktur pemasok.
Berkas Induk
Hutang Usaha/Dagang. Berkas induk hutang usaha/dagang adalah berkas untuk mencatat
masing-masing perolehan, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan harga
perolehan untuk masing-masing, pemasok. Berkas induk dimutakhirkan dari berkas
transaksi computer perolehan, retur dan pengurangan harga perolehan, dan
pengeluaran kas.
Neraca Saldo
Hutang Dagang. Neraca
saldo hutang usaha berisi daftar jumlah hutang ke pemasok atau untuk setiap
faktur atau voucher pada satu titik waktu tertentu.
Laporan Pemasok. Laporan pemasok disusun setiap bulan oleh
pemasok yang menunjukan saldo awal, perolehan, retur dan pengurangan harga,
pembayaran ke pemasok, dan saldo akhir. Saldo dan aktifitas tersebut merupakan
pernyataan pemasok atas transaksi untuk periode tersebut dan bukan pernyataan
klien. Kecuali untuk jumlah dan perbedaan waktu yang diperselisihkan, berkas
induk hutang usaha klien seharusnya sama dengan laporan pemasok.
Cek. Dokumen yang digunakan untuk membayar setiap
perolehan saat pembayaran jatuh tempo. Setelah cek ditanda tangani oleh orang
berwenang, maka cek itu seudah merupakan aktiva. Oleh karena itu, cek yang
sudah ditanda tangani atau orang yang diberi tanggungjawab atas tugas tersebut.
Berkas Transaksi
Pengeluaran Kas. Berkas yang dihasilkan computer yang meliputi semua transaksi pengeluaran
kas yang diproses oleh sistem akuntasi untuk periode tertentu seperti sehari,
seminggu, atau sebulan. Berkas tersebut juga meliputi jenis informasi sama yang
dibahas pada berkas transaksi perolehan.
Jurnal atau
Daftar Pengeluaaran kas. Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi pengeluaran kas yang
meliputi semua transaksi untuk periode waktu tertentu. Transaksi sama, yang
meliputi semua informasi yang relevan, tercakup didalam berkas induk hutng
usaha/dagang dan buku bersar.
3.
PENGARUH E-COMMERCE
DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN
Perusahaan-perusahaan
menggunakan opsi Internet dan e-commerce lain untuk mempersingkat proses yang mengelilingi perolehan
barang dan jasa, sehingga membantu perkembangan revolusi di dalam proses yang
menyangkut manajemen saluran pamasokan (supply-chain management)
Informasi tentang
deskripsi produk, penentuan harga, jadwal pengiriman , dan syarat lain siap
sedia di Internet melalui situs Web pemasok dan database lain yang mudah
diakses. Agen-agen pembelian mengakses informasi mengenai produk-produk yang
diperlukan dari suatu penyedia layanan kelompok, sehingga dapat memotong proses
pembelian tradisional yang berbasis kertas.
Beberapa
perusahaan menggunakan extranets, yang merupakan jaringan perseorangan yang
dibangun atas dasar tehnologi Internet, yang memudahkan pemasok dan pelanggan
bisnis berkomunkasi dan melakukan bisnis secara langsung didalam lingkungan
yang aman. Perusahaan-perusahaan lainnya memakai lelang bisnis-ke-bisnis yang
diselenggarakan melalui internet untuk melakukan negosiasi pembelian
perlengkapan dan jasa yang dibutuhkan dalam leleng terbuka. Lelang berbasis
Internet ini sering membawa sekelompok pemasok dan pelanggan besar bernegosiasi
melalui portal lelang untuk pembelian barang dan jasa.
Ada macam-macam
gaya lelang, dengan beberapa di antaranya diselenggarakan oleh spesialis pihak
ketiga yang independen sedangkan lainnya diselenggarakan sendiri oleh pemasok
perusahaan.
4.
METODOLOGI DESAIN
PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Didalam audit
yang umum, akun yang paling banyak menyita waktu unuk diverifikasi dengan
pengujian terinci atas saldo adalah akun piutang usaha, persediaan, aktiva
tetap, hutang usaha, dan beban. Dari kelima akun tersebut, ada empat yang
berhubungan langsung dengan siklus perolehan dan pembayaran. Jumlah penghemetan
waktu dapat begitu besar kalau auditor dapat mengurangi pengujian terinci atas
saldo tiap-tiap akun dengan menggunakan pengujian atas transaksi untuk
memberifikasi efektifitas struktur pengendalian intern perolehan.
Pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus perolehan
dan pembayaran dibagi menjadi dua bidang yang luas: pengjujian atas perolehan dan
pengujian atas pembayaran. Pengujian atas pembayaran berkaitan dengan fungsi
keempat, yaitu pemrosesan dan pembukuan pengeluaran kas.
Otorisasi
Pembelian atau Perolehan. Otorisasi yang memadai atas perolehan merupakan bagian utama dari
fungsi ini sebab otorisasi akan menjamin bahwa setiap barang dan jasa yang
dibeli memang sesuai dengan kepentingan perusahaan dan mencegah pembelian
barang yang berlebihan sehingga tidak diperlukan. Misalkan, pembelian aktiva
tetap yang melebihi batas jumlah harga yan gtelah ditetapkan mungkin memerlukan
persetujuan dewan direksi dan komisaris; pembelian yang relative jarang
terjadi, seperti polis asuransi dan kontrak jasa jangka panjang, disetujui oleh
pejabat tertentu; perlengkapan dan jasa-jasa yang harga perolehannya dibawah
jumlah yang sudah ditetapkan, disetujui oleh mandor dan kepala bagian; dan
beberapa jenis bahan baku dan perlengkapan langsung dipesan secara otomatis
bila jumlahnya menurun sampai tingkat tertentu yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Pemisahan Wewenang dan
Tanggungjawab Penjagaan Aktiva dari Fungsi lain. Kebanyakan perusahaan mempunyai bagian atau
departemen penerimaan barang yang bertugas membuat laporan penerimaan sebagai
bahan bukti bahwa barang sudah diterima dan diperiksa.
Pembukuan Tepat
Waktu dan Penelaahan Transaksi secara Independen. Dalam beberapa perusahaan, pembukuan kewajiban
akibat perolehan dibuat berdasarkan penerimaan barang dan jasa, dan di
perusahaan lain, kewajiban ditangguhkan sampai faktur pemasok diterima.
Pengendalian
yang penting dalam bagian hutang usaha dan tehnologi informasi adalah persyaratan
bahwa pegawai yang mencatat perolehan tidak mempunyai akses ke kas, surat
berharga yang dapat dipasarkan, dan aktiva lainnya.
Otorisasi
Pembayaran. Pengendalian terpenting dalam fungsi pengeluaran kas meliputi penanda
tanganan setiap cek oleh orang dengan ototrisasi yang memadai, pemisahan
tanggungjawab antara penanda tangan cek dengan pelaksana fungsi hutang usaha,
dan adanya pemeriksaan yang cermat atas dokumen oleh penanda tangan cek pada
saat di tanda tangani.
Setelah auditor
mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan kelemahannya serta menilai
risiko pengendalian, maka layaklah untuk menetapkan apakah pengujian,
substantif akan dikurangi secukupnya guna memberikan justifiksi (alasan) atas
biaya pelaksanaan pengujian pengendalian.
Perolehan yang
Dibukukan adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima, Konsisten dengan
Kepentingan Klien (Eksistensi atau Keberadaan). Kalau auditor merasa puas bahwa pengendalian terhadap
tujuan ini memadai, pengujian atas transaksi yang tidak semestinya dan tidak dapat dikurangi. Pengendalian yang memadai mungkin akan mencegah klien
untuk memasukkan sebagian beban atau aktiva atas
transaksi-transaksi yang sebenarnya memberikan manfaat bagi
manajemen atau pegawai lain dan bukan bagi satuan usaha yang sedang diaudit.
Perolehan yang
Ada Telah Dibukukan (Kelengkapan). Kelalaian untuk mencatat perolehan barang dan jasa yang diterima
selalu mempunyai dampak langsung pada saldo hutang usaha. Karena itu, auditor biasanya
sangat menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan.
Perolehan Telah
dibukukan secara Akurat (Keakuratan). Karena keakuratan banyak akun aktiva, kewajiban,
dan beban tergantung pada kebenaran pencatatan transaksi dalam jurnal
perolehan, luas pengujian terinci atas banyak akun neraca dan beban akan
tergantung pada evaluasi yang tepat atas transaksi perolehan. Misalkan, jika
auditor yakin bahwa setiap aktiva tetap telah dinilai dengan benar didalam buku
harian, maka dapat diterima untuk memeriksa lebih sedikit dokumen perolehan
dalam periode berjalan dari pada jika pengendaliannya tidak memadai.
Perolehan Telah
Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi).Pengujian terinci atas akun tertentu dapat dikurangi
jika auditor percaya bahwa pengendalian internnya memadai sehingga dapat
memberikan keyakinan yang masuk akal atas klasifikasi yang benar dalam jurnal
perolehan. Pengendalian yang efektif atas klasifikasi, dua bidang yang sangat
dipengaruhi adalah perolehan periode berjalan atas akun aktiva tetap dan semua
akun beban, seperti perbaikan dan pemeliharaan, prasarana, dan priklanan.
5.
METODOLOGI DESAIN
PENGUJIAN PERINCIAN SALDO HUTANG DAGANG.
Karena semua
transaksi siklus perolehan dan pembayaran biasanya mengalir melalui hutang
dagang/usaha, maka akun ini sangat menentukan keberhasilan audit manapun atas
siklus perolehan dan pembayaran. Apabila pengujian
pengendalian dilaksanakan secara efektif, maka auditor mungkin mampu mengurangi
prosedur analitik dan pengujian terinci atas hutang usaha. Bagaimanapun juga, karena
hutang usaha cenderung melakukan secara efektif prosedur analitik dan beberapa
pengujian terinci atas saldo tersebut.
Hutang dagang
adalah kewajiban yang belum dibayarkan atas barang dan jasa
yang diterima dalam kegiatan usaha normal perusahaan. Terkadang sulit untuk
membedakan antara hutang usaha dan kewajiban yang masih harus dibayar, tetapi
ada manfaatnya untuk mendefinisikan kewajiban sebagai hutang usaha kalau
keseluruhan kewajiban itu sudah diketahui dan terhutang pada tanggal
neraca. Jadi, akun hutang usaha mencakup kewajiban karena perolehan
bahan baku, peralatan, prasaran, perbaikan, dan banyak lagi jenis barang dan
jasa yang telah diterima sebelum akhir tahun. Kebanyakan hutang
usaha juga dapat ditunjukkan melalui keberatan faktur pemasok. Hutang usaha
juga harus dibedakan dari kewajiban yang dibebani bunga. Kalau kewajiban
mencakup pembayaran bunga, hutang kontrak, hutang obligasi, atau hipotik.
Metodologi perancangan pengujian terinci
atas saldo untuk utang usaha. Metodologi ini sama dengan yang digunakan untuk
piutang usaha.
1.
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien
yang mempengaruhi Hutang Usaha (Tahap I)
Fokus terkini banyak perusahaan
menyempurnakan aktifitas manajemen saluran pemasoknya telah menimbulkan banyak
perubahan dalam perancangan sistem digunakan untuk memulai dan membukukan
aktifitas perolehan dan pembayaran. Usaha-usaha untuk merampingkan pembelian
barang dan jasa, yang meliputi penekanan yang makin besar pada pembelian
persediaan just-in-time, mengikatnya pertukaran informasi dengan pemasok, dan
penggunaan teknologi dan e-commerce guna melakukan transaksi bisnis, telah
mengubah semua aspek siklus perolehan pembayaran bagi banyak perusahaan.
Pengaturan dan sistem itu akan menjadi kompleks.
Signifikan resiko bisnis mungkin timbul karena perubahan-perubahan tersebut
tadi. Misalnya, pemasok mempunyai akses yang mungkin besar ke catatan hutang
usaha, yang memudahkan untuk terus menerus memonitor status saldo hutang usaha
dan melaksanakan rekonsiliasi terinci atas transaksi. Tambahan lagi,
meningkatkannya fokus pada penyempurnaan logistik pergerakan persediaan secara
fisik di dalam seluruh saluran distribusi perubahan mungkin mengingatkan
kesulitan dalam menerapkan pisah-pisah batas (cut off) saldo hutang usaha yang
efektif pada akhir periode. Auditor harus memahami sifat perubahan atas sistem
guna mengidentifikasi apakah resiko bisnis klien dan pengendalian manajemen
terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji material atas hutang usaha.
Seperti piutang usaha, lazimnya ada banyak transaksi yang mempengaruhi
hutang usaha, saldo, saldonya seringkali terdiri dari banyak akun, saldonya
besar, sehingga relatif mahal untuk mengaudit akun itu. Atas alasan-alasan
tersebut, maka auditor biasanya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi
bagi hutang usaha relatif tinggi. Untuk alasan yang sama, auditor juga
seringkali menilai resiko bawaannya menengah atau tinggi. Auditor biasanya
sangat memperhatikan tujuan audit kelengkapan dan tujuan pisah batas
terkait-saldo bagi hutang usaha karena potensi kurang saji saldo akun.
2.
Menilai Risiko Pengendalian serta
Merancang dan Melaksanakan Pengujian pengendalian dan Pengujian substantif atas
transaksi (Tahap I dan II)
Sebagaimana yang disajikan, setelah auditor menetapkan salah saji yang
dapat ditoleransi dan resiko bawaan untuk hutang usaha, maka auditor
menggunakan pemahamannya mengenai pengendalian intern itu untuk menilai resiko
pengendalian. Ijin substantif terakhir bagi auditor itu tergantung pada
efektifitas relatif pengendalian internal yang terkait dengan hutang dagang.
Oleh karena itu, penting untuk memehami bagaimana pengendalian yang terkait
dengan hutang usaha tersebut.
Dampak pengendalian intern klien pada pengujian hutang usaha dapat
diilustrasikan dengan dua contoh. Pertama, anggaplah bahwa klien mempunyai
struktur pengendalian intern yang sangat efektif atas pembukuan dan pembayaran
perolehan. Penerimaan barang segera didokumentasikan dengan laporan penerimaan
barang yang bernomor cetak (prenumberd),
setiap voucher penumbered disiapkan dengan segala dan efisien kemudian
dibukukan ke dalam berkas transaksi perolehan dan berkas induk hutang usaha.
Setiap pembayaran juga dilakukan dengan berkas transaksi sesudah jatuh tempo,
dan pengeluaran segera dibukukan ke dalam berkas transaksi perolehan dan berkas
induk hutang usaha. Setiap bulan masing-masing saldo pengeluaran kas dan berkas
induk hutang usaha direkonsiliasi terhadap rekening pemasok, dan totalnya
dibandingkan dengan buku besar oleh orang indevenden. Dalam situasi ini,
ferifikasi atas hutang usaha hanya membutuhkan sedikit upaya audit setelah
auditor menyimpulkan bahwa struktur pengendalian intern berjalan dengan
efektif.
3.
Menilai Risiko Pengendalian serta
Merancang dan Melaksanakan Pengujian pengendalian dan Pengujian Substantif Atas
Transaksi (Tahap I dan II)
Dampak pengendalian intern klien pada pengujian hutang usaha dapat
diilustrasikan dengan dua contoh. Pertama, anggaplah bahwa klien mempunyai
struktur pengendalian intern yang sangat efektif atas pembukuan dan pembayaran
perolehan.
4.
Merancang dan Melaksanakan Prosedur
Analitik (Tahap III)
Salah satu dari prosedur analitik untuk mengungkap salah saji hutang dagang
yaitu dengan membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun lalu.
5.
Merancang dan Melaksanakan Pengujian
Terinci atas Saldo Hutang Usaha (Tahap III) Auditor harus mengetahui perbedaan
penekanan antara audit atas kewajiban dan audit atas aktiva.
a)
Pengujian Kewajiban Sudah Lewat Waktu.
Karena akun kewajiban
menekan pada kurang saji, maka pengujian kewajiban yang sudah leawat waktu penting
untuk hutang usaha.
b)
Periksa Dokumentasi yang Mendasari
Pengeluaran Kas Periode Akuntansi.
Tujuan prosedur audit
ini adalah menemukan pembayaran dalam periode akuntansi berikutnya yang
merupakan kewajiban pada tanggal neraca.
c)
Periksa Dokumentasi yang Mendasari
Tagihan yang belum Dibayarkan Beberapa Minggu Setelah Akhir Tahun.
Prosedur ini dilakukan
dengan cara yang sama seperti prosedur diatas dan untuk maksud yang juga sama.
d)
Telusuri Laporan Penerimaan yang Dibuat
Sebelum Akhir Tahun ke Faktur Pemasok.
Semua barang dagangan
yang diterima sebelum akhir periode akuntansi, yang ditunjukkan oleh pembuatan
laporan penerimaan barang harus dimasukkan sebagai hutang usaha.
e)
Telusuri Laporan Pemasok yang
Memperlihatkan Saldo Terhutang ke Neraca Saldo.
Apabila klien
menyimpan arsip akun tagihan pemasook, maka laporan yang menunjukkan adanya
saldo terhutang pada tanggal neraca dapat ditelusuri ke jurnal atau daftar
tersebut untuk memastikan bahwa saldo-saldo tersebut sudah termasuk dibukukan
sebagai hutang usaha.
f)
Kirimkan Konfirmasi ke Pemasok yang
Melakukan Bisnis Dengan Klien.
Walaupun penggunaan
konfirmasi untuk hutang usaha kurang umum dibandingkan untuk piutang usaha,
akan tetapi hal ini sering dilakukan untuk menguji adanya pemasok yang
dihilangkan dari daftar hutang usaha.
g)
Pengujian Pisah Batas.
Pengujian ini untuk
hutang usaha dimaksudkan untuk menentukan apakah transaksi yang dibukukan
beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca telah dimasukkan ke dalam
periode yang sesuai.
h)
Hubungan Pisah Batas dengan Observasi
Pisik Persediaan.
Dalam menentukan
apakah pisah batas hutang usaha sudah benar, adalah penting bahwa pengujian
pisah batas ini dikoordinasi dengan observasi pisik persediaan.
i)
Persediaan Masih Dalam Perjalanan.
Dalam hutang usaha
harus dibedakan antara perolehan persediaan berdasarkan franko gudang pembeli (FOB destination) dan franko gudang
penjual (FOB origin).
j)
Pembedaan Antara Faktur Pemasok dan
Laporan Tagihan Pemasok.
Dalam memberikan
verifikasi penilaian atas saldo akun, auditor harus membedakan antara faktur
pemasok dengan akun tagihan pemasok.
k)
Perbedaan Antara Laporan Tagihan Pemasok
dan Konfirmasi.
Perbedaan utama antara
laporan tagihan pemasok dan konfirmasi hutang usaha terletak pada sumber
informasinya.
Teken in op:
Plasings (Atom)